Ditulis Oleh: Dedy Setyawan, M.Pd.
“Kring … kring …” suara telpon berbunyi dengan lantang, Adi bergegas lari menghampiri telepon gengamnya.
“Halloo … dengan siapa ini?”
“Ini saya Ratna, saya mau mengabarkan kalau Rian sedang sakit.”
“Terus bagaimana keadaannya?”
“Saya juga belum tahu, bagaimana kalau nanti sore kita menjenguk Rian?”
“Oke, nanti bertemu di dekat warung Pak Mamad ya.”
Sore harinya mereka bersiap dan bergegas berangkat mau menengok Rian yang sakit. Sesampainya di warung Pak Mamad, Ratna agak gelisah dan bingung.
“Adi, masak kita mau menjenguk orang sakit tidak membawa apa-apa?”
“Oh iya ya, saya juga lupa dan belum menyiapkan. Kalau pakai uang, bagaimana Rat?”
“Ya sebenarnya tidak masalah, tetapi kalau bawa buah tangan akan lebih berarti walau harganya tidak seberapa.”
“Baiklah kalau begitu, mari belanja di warung Pak Mamad.”
Sesampainya di rumah Rian, mereka memberikan buah tangan serta menanyakan keadaan Rian. Adi dan Ratna mendoakan dengan ikhlas, berharap Rian dapat segera sembuh dan bisa bermain bersama lagi. ***